Senin, 06 Mei 2019

Selamat Hari Ibu, Maafkan Saya Ibu

Ibu, nyanyian merdu yang selalu ku dengar terkadang membuatku teringat akan nyanyian kidung yang selalu kamu nyanyikan ketika meninabobokanku. Kerinduan itu membuatku ingin kembali menjadi seorang anak yang selalu dimanja olehmu.

Ibu, teringat masa kecilku bersama diriku dalam pangkuanmu, kamu senandungkan lagu kehangatan dalam dinginnya waktu. Kau usap keningku dengan tanganmu yang garang alasannya yaitu bertahun-tahun telah merawatku, mencuci bajuku, membersihkan kamarku dan mengerjakan semua tugasmu sebagai seorang ibu.

Dalam keheningan dan sendiriku, terkadang membuatku ingin berada kembali di pelukanmu.
saya ingin berlari berebut pangkuanmu meminta kisah perihal cinta yang tak pernah terluka.

Biarlah ayunan gendonganmu membuatku terlelap dalam tenang memimpikan masa-masa indah sehingga saya akan lupa perihal luka yang ada dalam hati ini.

Teringat ketika itu, Dalam pangkuanmu, kamu iringi hidup ini dengan alunan lagu cinta.. setiap mata ini melihat wajahmu kamu selalu tersenyum penuh kasih kepadaku.. Oh.. ibu Mengapa gres kali ini ku berpikir ingin membalas semua jasa mu.. meski semua itu tak kan mungkin sanggup ku lakukan hingga kapanpun jua..

Waktu hanya mengkeriputkan kulitmu.. namun sedikitpun tak menyusutkan kasih sayangmu padaku. Ku rindu senyum itu, senyum yang memancarkan cinta yang suci nan mulia..

Kau tunjukkan pada ku sebuah arti perihal cinta dimana tidak pernah ku dapatkan di dunia. Kau tak pernah mengatakannya namun saya begitu gampang memahaminya..

Ibu, entah kasih sayang yang bagaimana ku sanggup menggambarkannya.. bagaimana sanggup kamu tetap tersenyum meski selalu mendengar rengekan tangisku. Entah cinta yang menyerupai apa.. yang menciptakan dirimu tetap menjagaku meski saya selalu berbuat pembangkang kepada mu.

Bagaimana sanggup kamu tetap memelukku meskipun beribu-ribu kali saya melukai hati mu.
Bagaimana sanggup kamu terus menciumku meskipun sudah setiap waktu, setiap hari ku selalu menciptakan mu menangis alasannya yaitu ulahku...

Di daerah manakah saya sanggup menemukan insan menyerupai dirimu. Adakah insan menyerupai itu selain dirimu..

Ku sadari.. Ternyata saya memang seberuntung itu alasannya yaitu sanggup hidup bersamamu ibu..





Ibu, Engkaulah pahlawanku.. mengenalkan saya perihal kebaikan.. perihal cinta dan kasih sayang yang begitu dalam.

Ibu, kamu yaitu wangsit insan perihal sebuah perjuangan. Dan sosok perempuan penuh kasih sayang kepada setiap insan yang tak kan pernah lekang oleh zaman.

Demi cinta kepada anaknya. Ia tak pernah menghitung berapa banyak uang yang telah beliau berikan kepada anaknya. Seorang ibu juga tak pernah mengingat berapa banyak luka yang telah tergores alasannya yaitu ulah pembangkang anak-anaknya terhadapnya.  Dan iapun juga tak pernah dendam meskipun hatinya berkali-kali hancur alasannya yaitu kelakuan anaknya terhadapnya..

Ibu, kamu yaitu insan yang dengan gampang melupakannya apapun yang telah anaknya lakukan terhadapnya.

Oh ibu..
apakah kamu mendengarku..
apakah kamu melihatku..

Jika ku ucapkan seribu maaf kepadamu...
Apakah itu sepadan dengan sejuta luka yang telah ku lakukan kepadamu..

Saat ku teringat perihal mu.. saya terasa sepi, menyerupai hampa yang membuka jiwa..
Oh ibu.. bagaimana saya sanggup membalas kebaikanmu..
Ibu, bagaimana ku sanggup membalas jasa-jasamu..

Ibu, telah memperlihatkan mu cinta..
Cinta terbesar yang tak pernah ada tandingannya..

Ibu, telah melahirkanmu di dunia
dengan mempertaruhkan jiwa dan raganya...

Ibu, telah mendoakanmu bahagia..
dengan menteskan air mata selama berpuluh-puluh tahun lamanya..

Dan Ibu, satu-satunya yang sanggup membahagiakanmu..
meski Dengan menahan perih dan luka seumur hidupnya..

Lalu, kamu minta apalagi kepada ibumu..


Ibu, Meskipun beliau jarang berguru dan membaca buku perihal cinta, Namun beliau yaitu satu-satunya insan yang paling besar kasih sayangnya terhadap anak-anaknya.

Teruntukmu ibu, Selamat hari ibu.. 


0 komentar:

Posting Komentar