Senin, 22 April 2019

Tips Selebgram Bagus Untuk Iklan Produk

Banyak sekali bermunculan selebgram cantik. Kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk memarketingkan, mengiklankan perjuangan kecil anda. Biasanya, selebgram yang mendadak muncul alasannya ialah kondisi tertentu menyerupai anggun tentunya. Rata-rata, sehabis saya perhatikan, yang unggul menjadi selebgram ialah perempuan yang memang mempunyai paras anggun bila untuk kalangan wanita. Adakah perempuan buruk yang bisa menjadi selebgram? Ada namun yang dihadirkan ialah karya dan itu pun membutuhkan kerja keras yang jauh lebih melelahkan daripada perempuan cantik.


Kalau urusannya dengan televisi, artis buruk bisa menguasai artis cantik. Tetapi untuk media sosial, tampaknya harus yang sudah saya jelaskan. Hal ini alasannya ialah televisi menghadirkan konten di luar konteks dari si artis. Bila konten yang dihadirkan bagus, mendukung penampilan dirinya yang sebagai artis jelek, tentu bisa populer, terkenal. Salah satu yang terkenal ialah Si Dede, artis yang terkenal gara-gara tangan hambar sule. Begitu pun si Sule, jelek-jelek namun penghasilan dan kepopulerannya melebihi artis ternama. Ah, belum lengkap jikalau belum berbicara Tukul. Tukul tidak ada duanya untuk problem program bincang-bincang atau apalah namanya.

Namun bila berurusan dengan sosial media − agak diskriminasi – perempuan cantiklah yang akan diunggulkan sehingga layak disebut selebgram cantik. Termasuk dalam ini ialah diunggulkan untuk kebutuhan memarketingkan, mengiklankan produk atau jasa. Banyak perempuan anggun yang laris-manis dengan iklan.

Demi tips iklan, di sini saya membatasi perempuan anggun yang menjadi selebgram alias perempuan artis media umum ialah hanya perempuan yang mempunyai follower di atas 100.000 atau 100k di akun Instagram. Tentunya, akun Instagram milik si perempuan itu sendiri.

Alasan Wanita Cantik yang Layak Kaprikornus Selebgram

Sebelum membahas tips seputar selebgram anggun yang bisa dihadirkan untuk iklan produk, alangkah baiknya menjelaskan terlebih dahulu mengapa atau alasan apa yang layak menjadi selebgram media umum ialah perempuan cantik. Berikut beberapa alasan yang akan saya kemukakan semampunya, berdasarkan pengalaman saya, ehem.

1. Sudah Menjadi Artis

Banyak artis yang juga merangkap menjadi selebgram, selebriti media sosial. Bahkan, tetap memperlihatkan penghasilan yang besar ketika sudah menjadi selebgram. Contoh saja ialah Arafah Rianti. Beberapa kali mendapat job endorse atau apalah sebutannya. Itu hanya mengandalkan konten standar, belum profesional. Ketika naik peringkat soal konten, bisa menyamakan dengan kembarannya yakni Fatin Sidqia Lubis yang selalu di-endorse pengusaha fashion.

Arafah, santai, Dek (saya anggap, Arafah itu adik imajiner saya), saya cuma milih kamu, ehem...

Jadi, tidak perlu pengorbanan besar terhadap media sosialnya, si artis akan dengan gampang mendapat banjiran follower. Biasanya para fans akan mencari-cari akun indolanya. Lagi-lagi, yang dicari ialah artis yang bermuka cantik. Walaupun sudah menjadi artis, bila tidak memenuhi syarat tampang, tampaknya “Selamat tinggal”, tidak menjadi selebgram. Namun tetap, karya si artis menjadi prioritas juga.

Ada artis anggun yang indentik dengan muka oon, berkata kurang lebih, “Sekarang followerku 5m, nanti malam sekitar 10m”. Lah, jikalau ini sih modus alias pakai jasa follower.

2. Memiliki Konten Yang Menjual

Kalau konten perempuan cantik, otomatis konten yang dihadirkan menjual. Ini yang menjadi catatan pertama bisa menjadi selebgram. Bila ada perempuan anggun di media sosial, kontennya laris-manis. Namun jikalau sekedar foto selfie-selfie semata, yang berfokus hanya di area wajah, terkesan ngarep dipuji atau pamer kecantikan, paling jumlah follower hanya mempunyai sekitar di bawah 50k, berdasarkan keterbatasan analisis saya. Ya, memangnya follower begitu nafsu melihat perempuan cantik? Follower sebangsa perempuan pun tidak merasa tertarik dengan selfie-selfie semata.

Cantik saja belum cukup. Berpenting yang difokuskan ialah menghadirkan konten yang kepentingannya untuk kebutuhan perempuan menyerupai make up, pakaian, tas, kacamata dan sebagainya. Kalau menyerupai ini, perempuan yang menjadi follower pun mendapat manfaatnya. Seperti yang sudah diketahui, review pakaian yang paling penting ialah memakainya bukan menjelaskannya. Itu yang akan menjadi wangsit dalam hal fashion. Begitu juga make up, terpenting bagaimana tampilannya sudah cukup memperlihatkan inpirasi untuk follower walaupun tetap ada klarifikasi sedikit.

Begini tips atau syarat-syarat mempunyai konten yang menjual, baik vidio atau foto:
  • Memiliki tema konten yang laku dipasaran
  • Profesional foto alias hasil jepretan anggun sang fotografer.
  • Menunjukkan mengembangkan manfaat walaupun lewat foto
  • Memiliki nilai seni yang nyata
  • Sering update

Rata-rata selebgram anggun yang laku dipasaran para pengiklan ialah selebgram yang menghadirkan konten yang menjual. Harga juga mahal bila sudah mengurusnya dengan serius. Maka mempunyai mahir foto pribadi memang penting biar bayaran bisa murah.

Untuk itu, saran buat Arafah untuk memikirkan lebih profesional bila ingin dilirik para pengiklan. Memang butuh modal. Maka dari itu, berangkatlah dari yang disukai kamu.

3. Bukan Karena Pakai Jasa Follower

Memang ini sedikit subjektif pribadi saya sendiri untuk mensyaratkan perempuan anggun menjadi selebgram. Namun kini banyak perempuan anggun yang kontennya tidak menjual, sekedar selfie-selfie cantik, tidak ada kepentingannya dengan kebutuhan wanita, tetapi mempunyai banyak follower. Hasil penyelidikan saya, mereka menggunakan jasa follower, dalam hal ini ialah Paid Promote. Artinya memperbanyak follower dengan menggunakan akun tertentu yang mempunyai banyak follower. Jelas, hal ini mempersingkat banyak follower. Namun follower yang menyerupai apa? Rata-rata akun jasa follower yang menyerupai itu hanya sekumpulan follower para pria. Hal ini alasannya ialah akun tersebut menghadirkan konten perempuan cantik.

Jadi, sekedar banyak follower tidak dikatakan sebagai selebgram. Hal ini pun sebagai warning para pengiklan untuk tidak sembarangan beriklan. Kalau mau rugi, ya silahkan saja. Kecuali jikalau produk yang diiklankan terlepas dari jenis kelamin tertentu menyerupai iklan makanan, restoran, daerah wisata dan sebagainya.

Terkecuali bila menarget akun yang jelas, misal akun Arafah Rianti untuk penambahan follower, sudah niscaya benar lah. Yang akan memfollow tentunya yang memang tertarik dengan kontennya.

Yuk, iklanin akun anda ke Arafah Rianti, ehem. Maklum sumbangan saya sebagai bentuk rasa cinta saja.

Selebgram Cantik Mengiklankan Produk Lewat Kekuatan Foto

Selebgram anggun mempunyai kekuatan daya tarik tersendiri dalam memarketingkan produk kebutuhan wanita. Bahkan daya tarik itu pun bisa mengarah pada wanita. Wanita tertarik pada wanita, dalam arti ke-fashion-annya. Hal ini bila ditampilkan dalam bentuk foto. Alasan ingin sama-sama anggun itulah yang menciptakan follower perempuan tertarik ingin menjadi apa yang digunakan selebgram.

Namun follower perempuan mempunyai alasan tersendiri untuk merasa besar hati menggandakan apa yang digunakan selebgram. Hal ini pun berkaitan dengan serangkaian konten yang selalu dihadirkan yang membuatnya tertarik pada apa yang dikenakan selebgram. Selebgram dari kalangan artis profesional jauh lebih kuat pengaruhnya. Tentunya konten mempunyai bobot menarik, unik, lucu, bermanfaat, dan variasi konten lainnya. Ini hal penting diperhatikan para pengiklan produk yang lebih kasatmata untuk ditampilkan dalam bentuk foto, dalam hal ini fashion atau kosmetik.

Efek foto memang mempunyai kekuatan efek dengan instan. Artinya, ketika melihat foto, orang tidak perlu berpikir menarik atau tidak. Rata-rata follower hanya tertarik melihat foto bila berurusan dengan iklan. Jadi, menghadirkan banyak goresan pena dianggap kurang efektif kecuali produk yang di-endorse Arafah Rianti. Cukup foto yang mewakili tema produk, beres.

Ada perkara iklan dari Arafah Rianti, yakni hanya menampilkan vidio iklan produk kecantikan yakni pemutih. Dalam vidio tersebut, hanya menampilkan orang yang sedang melaburi pemutih ke tangan. Seandainya dalam bentuk foto, orang akan pribadi tidak tertarik melihatnya. Memang, saya lihat tidak ada daya tariknya. Dus, efeknya pada komentar. Iklan tersebut tidak banyak mempunyai komentar. Komentar pun jauh lebih kepada lucu-lucuan yang terkesan nyindir.

Namun ada catatan penting iklan di selebgram perempuan cantik. Kalau hanya menampilkan foto 1 kali post, tidak ada efeknya walaupun pose-pose anggun si selebgram. Hal ini berkaitan dengan imbas kebiasaan melihat. Follower melihat 1 kali, bisa lupa. Tetapi bila berkali-kali hingga menimbulkan kesan produk, berarti foto yang tampilkan berhasil, bisa diingat terus. Mendapat kesan dari follower itulah dianggap penting. Hal ini sesuai dengan model iklan teknik pengingat ala televisi.

Ketika saya melihat selebgram cantik, idola saya dan juga kembaran Arafah yakni Fatin Sidqia Lubis, teknik iklan yang dihadirkan sangat cantik. Ia mengiklankan fashion milik beberapa pengusaha atau desainer. Iklan yang dihadirkan anggun sehingga follower perempuan mempunyai potensi tertarik lebih besar. Teknik yang dihadirkan cukup mengupdate foto berkali-kali secara variatif sebagai konten bermanfaat dan menginspirasi untuk follower. Dalam pos, tidak banyak kata-kata penawaran dan bukan penawaran. Hanya memperlihatkan link sumber desain, sudah pada paham. Foto memang selalu berbicara.

Semoga, kamu, Arafah, bisa mengikuti jejak kembaranmu. Jangan cuma dibaca artikel ini, tapi diterapkan. Biar cair terus, hehe...

Iklan Kekuatan Vidio Bisa Dicoba Selebgram Cantik

Ada saatnya memang membutuhkan vidio. Namun yang penting tetap mempertanyakan efektifitas konten vidio. Biasanya hanya berlaku untuk iklan make up. Ya, iklan make up. Namun jikalau sekedar menghadirkan tampilan-tampilan cantik, seperitnya hanya berlaku untuk foto. Si pembuat vidio harusnya mempertimbangkan konten yang akan dihadirkan mengingat berkaitan dengan kuota si follower. Harus menghadirkan konten yang setidaknya berkesan di hati. Gambangnya sih, menciptakan konten yang lebih bersifat berbagi.

Masuk perkara si pengiklan yang mengandalkan Arafah Rianti. Menghadirkan berupa vidio dalam iklan produk kecantikan, namun tidak mempunyai kesan. Coba, apa kesan yang diambil bila sekedar moles-memoles pemutih di tangan tanpa ada bunyi dan juga tampilan wajah? Tidak ada kan? Follower pun merasa tertipu dengan konten yang dihadirkannya, dikira tampian Arafah Rianti. Di ketika konten vidio mempunyai kekuatan untuk iklan, malah dialihkan pada teks promosi. Dijamin, tidak ada yang mau mencoba membaca teks iklan. Iklan sangat sia-sia. Namun pembayaran atas iklan tidak sia-sia untuk Arafah Rianti, ehem. Selamat aja buat Arafah.

Saya tertarik dengan konten iklan Ria Ricis, orang yang pernah langgar verbal dengan Arafah, becanda. Ketika mau iklan riasan alis, bermain kiprah terlebih dahulu. Mirip iklan di televisi. Inilah konten yang bakal diminati perempuan mengingat gaya penyampaiannya yang unik, lucu, menyerupai iklan di tv sehingga ada manfaat menghibur.

Cuma, ada cumanya. Kalau bermain vidio, kerepotannya tentu jauh lebih tinggi. Tentunya, tidak bisa dibayar murah. Terkecuali bila vidio yang akan ditampilkan di akun selebgram, bisa dibentuk sendiri walau resikonya tidak ada penguatan merk di tangan artis atau orang berpengaruh.

Aduh, dari tadi memuji iklan di akun orang lain melulu, Arafah. Sory Dek, kau tetap Istimewa kok, hehe...

Atur Konten, Follower Tidak Suka Iklan

Pemahaman iklan ialah menghadirkan konten tertentu untuk mengajak membeli. Walaupun ada dua jenis iklan yakni iklan pengingat dan iklan penjualan, tetapi pada pada dasarnya ialah mengajak untuk membeli produk. Bila menyerupai ini, si selebgram anggun harus mengatur kegiatan muncul iklan bila banyak peminat yang ingin diiklankan lewat akun Instagram-nya. Tips ini perlu diperhatikan dengan baik bagi selebgram anggun biar tidak dimuakkkan para follower.

Ingat ya, Arafah, kau jangan borong semua iklan, hehe.

1. Update Konten Iklan Seminggu Sekali

Prinsipnya bukan problem per minggu-nya tetapi merenggangkan update iklan yang benar-benar iklan mengajak membeli. Dalam hal ini ialah hard selling atau iklan jenis penjualan. Iklan jenis ini paling tidak disukai para follower. Jangan sekali-kali sering menampilkan iklan menyerupai ini walaupun banyak pengiklan. Bila banyak pengiklan, tandanya bahwa si selebgram mempunyai efek besar. Bila menyerupai itu, mahalkan saja tarif, beres. Tujuannya biar banyak atau tidak, pemasukkan dari iklan sama saja.

Contoh iklan jenis penjualan:

Dijual blog marketing dengan harga 10 juta. Pengunjung yang tiba lebih dari 30.000 per bulan. Mau mendapat blog ini? Silahkan hubungi ini dan itu.

2. Rutin Konten Update Non Iklan

Non iklan ialah update yang efektif dilakukan setiap hari atau lebih sering dari konten iklan. Namun tetap prinsipnya ialah memperkenalkan sesuatu yang lebih bersifat komersial. Hal ini pernah dialami Arafah Rianti dalam mengiklankan jasa fotograrafi. Tentu tahu dong, fotografer tugasnya apaan? Nah, si fotografer memfoto Arafah Rianti dan ada yang ditampilkan di instagram Arafah sebagai cara promosi tersembunyi. Sambil menciptakan konten yang menarik, Arafah mencantumkan sumber foto yakni akun Instagram si fotografer. Efeknya, tentu dong ada saja yang mengklik akunnya. Bila sudah mengklik akunnya, berpotensi mengenal jasa fotografi-nya.

Bila anda ingin memperkenalkan produk/jasa dengan cara menyerupai ini, bisa juga. Silahkan bila mau mengandalkan Arafah Rianti, ehem. Caranya sebagai berikut:
  • Buat konten dalam bentuk foto
  • Hadirkan tema konten sesuai tema produk
  • Buat teks yang lebih bermanfaat tanpa harus menyinggung problem produk
  • Jangan lupa, cantumkan alamat akun Instagram-nya

Contoh foto dan teks untuk memperkenalkan “Produk Minuman Oksigen” yang bisa anda lihat di bawah ini:


Foto dan goresan pena gotong royong dipisah biar tidak mengurangi keindahan foto. Itu hanya referensi saja.

Cieh, tips ini gres menspesialkan Arafah Rianti. Ucapin makasih dong ke aku, Fah.

0 komentar:

Posting Komentar