Senin, 29 April 2019

5 Kesalahan Umum Seo Mengenai Penggunaan Rel=Canonical

 Ketika berbicara problem duplikasi konten 5 Kesalahan Umum SEO Mengenai Penggunaan rel=canonical
Ketika berbicara problem duplikasi konten, Anda akan sering mendengar perihal sitilah 'rel=canonical'. Hal ini sering dipakai sebagai teknik SEO untuk menghindari hukuman, sebab mesin pencari akan menghukum Anda kalau Anda mempunyai duplikat konten di beberapa halaman. Hal ini terjadi ketika Anda memperlihatkan Archive Pages, data yang diurutkan sesuai preferensi pengguna, dan sebagainya. Rel=canonical dipakai untuk mengatasi masalah tersebut dan membantu mengkonsolidasikan semua versi yang berbeda dari halaman yang sama. Ini memberitahu mesin pencari URL mana yang harus dipertimbangkan dan ditampilkan dalam hasil pencarian. Namun, rel=canonical sanggup menjadi sedikit rumit untuk diterapkan dengan benar. Berikut yakni beberapa kesalahan umum perihal rel=canonical dan beberapa tips untuk menghindarinya.

1. Menggunakan rel=canonical Dalam Penomoran Halaman
Kebanyakan blog memakai pagination/ penomoran halaman untuk memecah kronologis konten mereka. Sebagai contoh, Anda mungkin mempunyai halaman dengan URL www.situsanda.com/page/2 dan halaman lain dengan URL www.situsanda.com/page/3, dan halaman berikutnya dengan nomor seterusnya. Beberapa orang melaksanakan canonicalisasi halaman perhiasan untuk menunjuk ke halaman awal. Ini bukan ilham yang baik sebenarnya. Tidak ada duplikasi yang terjadi sebenarnya. Kaprikornus canonicalisasi dalam hal ini akan mengarah ke halaman Anda di luar halaman pertama Anda untuk tidak diindeks sama sekali.

Solusi: Lakukan canonicalisasi dari halaman komponen ke halaman yang mempunyai konten penuh di dalamnya, atau memakai rel="prev" atau rel="next".

2. Absolute vs Relative URL
Banyak orang menciptakan kesalahan dengan memakai URL relatif ketika mereka harus memakai URL relatif. URL relatif yakni yang relatif terhadap lokasi dikala ini. Misalnya, resources/resources1.php berarti 'menemukan resources direktori dalam direktori dikala ini dan lalu masuk ke file resources1.php. Sebaliknya, URL sewenang-wenang mempunyai path yang lengkap contohnya www.situsanda.com/resources/resources1.php. Jika Anda bekerja dalam folder yang sama maka itu tidak masalah. Tetapi memakai URL relatif yakni pendekatan yang sangat generik dan tidak akan bekerja sehabis Anda mengubah direktori Anda. Dan ini akan memberi Anda kesalahan canonicalisasi.

3. Rel=canonical Harus Digunakan Dalam <head>
Untuk menghindari problem parsing, rel=canonical harus dipakai sedini mungkin di belahan <head> pada sebuah halaman web. Jika Andamenempatkan di dalam 'body' itu niscaya akan diabaikan.

4. Halaman Kategori
Kebanyakan blog mempunyai halaman kategori, menyerupai SEO, Social Media, Widgets, Blogging, dll (untuk blog ini). Sering sekali beberapa postingan ditampilkan secara teratur pada halaman tersebut. Dalam kasus tersebut ada beberapa duplikasi konten terjadi. Di sini, Anda akan menambahkan rel=canonical dari halaman kategori ke posting yang ditampilkan direct URL (yaitu dimana Anda sanggup melihat artikel lengkap).

5. Multiple rel=canonical Declaration
Kadang-kadang orang hanya cenderung ceroboh dengan canonicalisasi mereka. Sering kali hal itu terjadi ketika seseorang memakai template dari situs lain, mereka lupa untuk melihat bahwa rel=canonical ke situs Template. Kadang-kadang orang menginstal beberapa plugin SEO yang mengakibatkan konflik dan menambahkan rel=canonical. Kedua kasus itu akan menjadikan masalah. Solusi terbaik yakni mengusut arahan sumber situs Anda dan memastikah bahwa tidak ada kesalahan yang terjadi.

Jadi, apakah Anda mengalami problem dengan canonicalizing? Saya harap panduan singkat ini sanggup membantu Anda keluar dari problem itu. Mudah-mudahan Anda menyukai ini. Salam Blogger... :)

0 komentar:

Posting Komentar