Wah, relawan marketing online? Asik bener judulnya? Relawan marketing yang ingin menyenangkan idolanya yakni Arafah Rianti (IG @arafahrianti). Aduh, tidak berlebihan nih jadi relawan marketing Arafah, komika abstrak asal Depok? Ya tidak lah, kadar berlebihan atau tidak itu bergantung perasaanya. Bagi yang sedang jatuh cinta pada wanita, tentu menunjukkan gunung emas pun tidak berlebihan asalkan gunung hasil jerih payah sendiri dengan cara benar dan masih mempunyai gunung emas yang satu lagi. Itu contoh.
Tapi jangan ditafsiri bahwa saya punya perasaan cinta sama Arafah, tidak. Cuma perasaan ikatan batin saja. Sama aja kali ya? Ya, dengan jujur, saya menyayangi Arafah, cinta selayaknya pada keluarga. Saya anggap Arafah yakni adik imajiner (khayalan) saya. Tidak minat lebih dari sekedar adik imajiner. Ingat, imajiner.
Baca: Inspirasi Arafah Rianti - Bisa Kah Membuka Usaha Jasa Artikel Comedy
Bisa saja saya memberi benda-benda, barang berharga, paling hanya dikirim ke rumah Arafah sebagai bentuk ungkapan kekaguman fans (aduh, maaf, saya bukan fans tetapi abang imajiner Arafah saja, hehe). Itu pun jikalau Arafah mau. Apalagi sudah punya pacar atau suami, asal ngasih benda berharga, saya bakal dilabrak. Ini sebagai catatan penting saja, bila menjadi fans tetap harus melihat kondisi si artis. Kecuali fans cewek untuk idola cewek, itu masih masuk nalar bila memberi barang berharga. Yang perlu diperhatikan yakni fans yang berlawanan jenis.
Ketika saya hanya menunjukkan kebaikan berupa memarketingkan Arafah secara online, selagi Arafah masih punya kepopuleran, masih bisa dimaklumi walaupun sudah sama-sama menikah. Bahkan bisa jadi saya akrab sama suami Arafah (kalau menikahnya sama orang lain). Walaupun sebenarnnya saya tidak memilki impian yang besar, hanya ingin menikmati ikatan batin ini saja. Marketer bisa dibilang salah satu tim dibalik job-job seorang artis. Tidak ada artis yang tidak mempunyai tim dibalik layar walaupun sekedar asisten. Bedanya, saya tidak dibayar, justru saya yang membayar demi kesuksesan Arafah. Makara saya hanya menikmati selayaknya marketer saja.
Ketika acara marketing online yang saya lakukan yakni salah satu cuilan yang bisa membantu Arafah sukses, itu laba yang saya peroleh juga. Justru laba yang saya peroleh yakni Arafah sukses di jalur karirnya. Tidak peduli, Arafah tahu proteksi saya atau tidak, berterimakasih atau tidak, saya tetap menikmati laba ini. Karena, ini juga sebagai pola saja, bagaimana fans memperlakukan idolanya. Daripada sibuk menuntut sang idola, lebih baik menunjukkan yang terbaik untuk sang idola. Tetapi, tetap, Arafah bukan idola saya, kebetulan orang yang dekat dengan batin saya sehingga saya anggap Arafah itu adik imajiner saya.
Baca: Arafah Rianti Inspirasi Usaha Sekolah Hiburan Komedi
Lalu kenapa saya menentukan Arafah Rianti, artis plus komika asal Depok, yang menjadi sasaran keseriusan saya dalam menulis si artis bahkan membantunya dengan marketing online? Aduh, jantung saya berdegup nih hingga pada titik ini. Ya sudah, berikut beberapa point yang menciptakan saya ingin serius menulis seputar Arafah Rianti sekaligus cara meraih laba untuk kita berdua:
Perasaan jujur saya pada Arafah, sulit sekali untuk diceritakan, yang jelas, saya rela saja berbuat demikian. Itulah ikatan batin yang bisa menggerakkan. Lebay. Yang terang yakni sebab Arafah:
Kepura-puraan saya mengikat perasaan pada Arafah tentu hal yang akan menyulitkan untuk menulis model stand up comedy. Jadi, kondisi perasaan saya pada Arafah memang benar-benar mengikat dengan ikhlas untuk akomodasi saya dalam menulis. Namun perlu jadi catatan, ikatan perasaan alias batin saya dengan Arafah yakni titik temu kecocokan saja bukan makna ala “Cinta abg-abg”. Ya, biasa saja ikatan perasaan saya, mengalir tanpa paksaan pada saya atau tuntutan pada Arafah.
Ketika menulis dengan perasan, dengan hati, penuh luapan emosional, semoga saja ada daya tarik sendiri yang menciptakan goresan pena saya diminati pembaca. Kebetulan, sesuai dengan prinsip Stand Up Komedy yang mungkin berdasarkan banyak komika yakni sebuah ungkapan hati penuh emosional dengan kejujuran (walau ada kebohongan, hehe) namun disampaikan dengan kelucuan. Ketika saya menulis seputar Arafah Rianti menyerupai itu, diperlukan menaikkan diri Arafah. Inilah cara meraih laba untuk Arafah Rianti. Ya... semoga saja tidak bermusibah, haha...
Memang semua artis juga bisa untuk dibentuk tulisan. Namun yang menjadi duduk kasus adalah, goresan pena yang menyerupai apa yang akan diberikan untuk idolanya? Sulit. Sebagai contoh, menulis seputar Fatin. Bisa saja kan? Tetapi kelanjutan atau keseriusan menulis seputar Fatin menyerupai apa? Saya akan merasa kesulitan, mengingat data atau rujukan menulis hanya seputar berita-berita Arafah. Itu pun masih bingung, mau menulis seputar apa? Hal terbaik memang seputar cerita-cerita, menyerupai fiksi atau stand up comedy. Tetapi kan lucu saja, sang penyanyi ditulis dalam sebuah cerita.
Mungkin jikalau artis sinetron atau yang berafiliasi dengan dunia cerita, bisa untuk saya tulis. Yang menciptakan saya tidak tertarik membahas artis sinetron yakni yang menulis dongeng bukan si artis itu sendiri melainkan tim kreatif atau penulis skenario. Sehingga, dikala saya membahas si artis sedang begini dan begitu dalam dunia cerita, ya itu hanya ide si penulis skanerio. Tidak ada nilai daya tarik yang bisa saya tulis.
Apapun alasan saya menyukai Arafah Rianti untuk dituliskan, pada hakekatnya goresan pena mempunyai laba sendiri. Pentas nyanyi paling hanya itu-itu saja yang dihadirkan Fatin. Namun bila banyak goresan pena yang menghadirkan si Fatin dari banyak sekali kegiatan, itu akan menunjukkan laba sendiri untuk si Fatin. Apalagi menulis seputar Arafah Rianti yang mempunyai banyak karya dongeng yang berbeda, di samping menguntungkan si Arafah itu sendiri juga menguntungkan saya. Arafah diuntungkan sebab dikenalkan untuk orang yang belum tertarik. Juga, saya diuntungkan sebab terpuaskan dengan banyak sekali karya dan pentas si Arafah yang berbeda.
Baca: Arafah Rianti Dan Peluang Usaha Stand Up Comedy
Tapi jangan ditafsiri bahwa saya punya perasaan cinta sama Arafah, tidak. Cuma perasaan ikatan batin saja. Sama aja kali ya? Ya, dengan jujur, saya menyayangi Arafah, cinta selayaknya pada keluarga. Saya anggap Arafah yakni adik imajiner (khayalan) saya. Tidak minat lebih dari sekedar adik imajiner. Ingat, imajiner.
Baca: Inspirasi Arafah Rianti - Bisa Kah Membuka Usaha Jasa Artikel Comedy
Apakah Cari Keuntungan? Masak Sih Mencari Keuntungan?
Bukan tanpa alasan mengapa saya menjadi relawan marketing online untuk Arafah Rianti. Apa saja alasan-alasan penting mengapa saya menjadi relawan marketing Arafah Rianti?1. Arafahku, Keuntunganku
Jelas dong, biar menguntungkan saya sendiri. Ketika saya mengidolakan Arafah (ups bukan mengidolakan tetapi ada ikatan batin saja), saya pribadi saja ulet menulis semodel stand up comedy. Ketika banyak menghasilkan karya, otomatis saya bisa jadikan itu sebagai rujukan untuk kebutuhan kursus bloging bisnis saya yang menekankan mencar ilmu menulis untuk blog. Keuntungan untuk saya yang lain, tentu masih proses. Yang jelas, laba inti yang utama untuk saya yakni bisa memberi kebaikan untuk Arafah. Kenikmatan yang tidak bisa dibayar miliaran dollar bila menunjukkan kebaikan untuk Arafah, kecuali Arafah sudah tidak terkenal lagi, hehe (Maaf ya, Dek).2. Keuntungan Arafah, Keuntunganku Juga
Kebaikan apa yang saya berikan, diperlukan akan menguntungkan sendiri untuk Arafah yakni dalam hal karir. Hal ini memarketingkan Arafah secara online yakni kebaikan yang saya berikan untuk Arafah yang semoga bisa menguntungkan untuk Arafah dalam hal karir.Bisa saja saya memberi benda-benda, barang berharga, paling hanya dikirim ke rumah Arafah sebagai bentuk ungkapan kekaguman fans (aduh, maaf, saya bukan fans tetapi abang imajiner Arafah saja, hehe). Itu pun jikalau Arafah mau. Apalagi sudah punya pacar atau suami, asal ngasih benda berharga, saya bakal dilabrak. Ini sebagai catatan penting saja, bila menjadi fans tetap harus melihat kondisi si artis. Kecuali fans cewek untuk idola cewek, itu masih masuk nalar bila memberi barang berharga. Yang perlu diperhatikan yakni fans yang berlawanan jenis.
Ketika saya hanya menunjukkan kebaikan berupa memarketingkan Arafah secara online, selagi Arafah masih punya kepopuleran, masih bisa dimaklumi walaupun sudah sama-sama menikah. Bahkan bisa jadi saya akrab sama suami Arafah (kalau menikahnya sama orang lain). Walaupun sebenarnnya saya tidak memilki impian yang besar, hanya ingin menikmati ikatan batin ini saja. Marketer bisa dibilang salah satu tim dibalik job-job seorang artis. Tidak ada artis yang tidak mempunyai tim dibalik layar walaupun sekedar asisten. Bedanya, saya tidak dibayar, justru saya yang membayar demi kesuksesan Arafah. Makara saya hanya menikmati selayaknya marketer saja.
Ketika acara marketing online yang saya lakukan yakni salah satu cuilan yang bisa membantu Arafah sukses, itu laba yang saya peroleh juga. Justru laba yang saya peroleh yakni Arafah sukses di jalur karirnya. Tidak peduli, Arafah tahu proteksi saya atau tidak, berterimakasih atau tidak, saya tetap menikmati laba ini. Karena, ini juga sebagai pola saja, bagaimana fans memperlakukan idolanya. Daripada sibuk menuntut sang idola, lebih baik menunjukkan yang terbaik untuk sang idola. Tetapi, tetap, Arafah bukan idola saya, kebetulan orang yang dekat dengan batin saya sehingga saya anggap Arafah itu adik imajiner saya.
Baca: Arafah Rianti Inspirasi Usaha Sekolah Hiburan Komedi
Mengapa Arafah Rianti Dan Bagaimana Cara Meraih Keuntungan Untuk Arafah Rianti Dari Kegiatan Marketing Online?
Tidak gampang bagi saya untuk menulis suatu idola secara serius, katakanlah artis. Bukan apa-apa, memang malas saja menulis suatu artis secara serius. Kepentingannya apa menulis seputar artis? Katakanlah membahas Fatin, penyanyi jebolan ajang kompetisi yang sempat saya nantikan di setiap pentasnya, bisa dikatakan ada ikatan batin sama Fatin lah (cewek semua ya? Maklum, saya cowok, hehe). Saya tidak juga hingga memembahas Fatin dalam bentuk tulisan. Memang ada beberapa hal yang menciptakan saya bisa untuk membahas suatu idola yang bukan sekedar nge-fans.Lalu kenapa saya menentukan Arafah Rianti, artis plus komika asal Depok, yang menjadi sasaran keseriusan saya dalam menulis si artis bahkan membantunya dengan marketing online? Aduh, jantung saya berdegup nih hingga pada titik ini. Ya sudah, berikut beberapa point yang menciptakan saya ingin serius menulis seputar Arafah Rianti sekaligus cara meraih laba untuk kita berdua:
1. Perasaan Tidak Bisa Dibohongi
Apa yang akan saya tulis yakni goresan pena yang berdasarkan model stand up comedy yakni dongeng Arafah Rianti. Bila menyerupai ini, memang membutuhkan daya emosional yang berpengaruh supaya bisa menghadirkan goresan pena kelucuan namun tetap menunjukkan manfaat. Apalagi bila memfokuskan pada salah satu objek orang yakni Arafah, maka membutuhkan ikatan perasaan yang berpengaruh antara saya dengan Arafah. Tentunya, perasaan jujur.Perasaan jujur saya pada Arafah, sulit sekali untuk diceritakan, yang jelas, saya rela saja berbuat demikian. Itulah ikatan batin yang bisa menggerakkan. Lebay. Yang terang yakni sebab Arafah:
Komika imut, kocak, gaya ngomongnya gak dibuat-buat, gaya absurd, bisa menciptakan kalimat lucu secara spontan, tidak gengsian, gaya ngomongnya ngangenin, unik, komika langka, bahan stand up-nya menarik dibentuk goresan pena dan sebagainya.
Kepura-puraan saya mengikat perasaan pada Arafah tentu hal yang akan menyulitkan untuk menulis model stand up comedy. Jadi, kondisi perasaan saya pada Arafah memang benar-benar mengikat dengan ikhlas untuk akomodasi saya dalam menulis. Namun perlu jadi catatan, ikatan perasaan alias batin saya dengan Arafah yakni titik temu kecocokan saja bukan makna ala “Cinta abg-abg”. Ya, biasa saja ikatan perasaan saya, mengalir tanpa paksaan pada saya atau tuntutan pada Arafah.
Ketika menulis dengan perasan, dengan hati, penuh luapan emosional, semoga saja ada daya tarik sendiri yang menciptakan goresan pena saya diminati pembaca. Kebetulan, sesuai dengan prinsip Stand Up Komedy yang mungkin berdasarkan banyak komika yakni sebuah ungkapan hati penuh emosional dengan kejujuran (walau ada kebohongan, hehe) namun disampaikan dengan kelucuan. Ketika saya menulis seputar Arafah Rianti menyerupai itu, diperlukan menaikkan diri Arafah. Inilah cara meraih laba untuk Arafah Rianti. Ya... semoga saja tidak bermusibah, haha...
2. Seputar Idola Harus Bisa Dibuat Tulisan
Inilah yang menciptakan saya tertarik, mempunyai daya tarik pada Arafah Rianti, sebab seputar Arafah bisa, gampang untuk dituliskan. Mengapa mudah? Tahu sendiri, kiprah komika yakni menulis materi. Semakin banyak job stand up comedy, semakin sering menulis. Prinsip stand up comedy adalah, sehabis 24 jam pentas, lupakan keseruan pentas kemaren dan memulai yang gres untuk pentas yang baru. Jadi, bisa banyak materi. Bila banyak materi, otomatis bisa menjadi rujukan untuk kebutuhan saya menulis yang semodel dengan stand up comedy. Berita seputar Arafah pun bisa menjadi rujukan stand up. Banyak sekali aktifitas Arafah yang saya rangkum dalam goresan pena cerita.Memang semua artis juga bisa untuk dibentuk tulisan. Namun yang menjadi duduk kasus adalah, goresan pena yang menyerupai apa yang akan diberikan untuk idolanya? Sulit. Sebagai contoh, menulis seputar Fatin. Bisa saja kan? Tetapi kelanjutan atau keseriusan menulis seputar Fatin menyerupai apa? Saya akan merasa kesulitan, mengingat data atau rujukan menulis hanya seputar berita-berita Arafah. Itu pun masih bingung, mau menulis seputar apa? Hal terbaik memang seputar cerita-cerita, menyerupai fiksi atau stand up comedy. Tetapi kan lucu saja, sang penyanyi ditulis dalam sebuah cerita.
Mungkin jikalau artis sinetron atau yang berafiliasi dengan dunia cerita, bisa untuk saya tulis. Yang menciptakan saya tidak tertarik membahas artis sinetron yakni yang menulis dongeng bukan si artis itu sendiri melainkan tim kreatif atau penulis skenario. Sehingga, dikala saya membahas si artis sedang begini dan begitu dalam dunia cerita, ya itu hanya ide si penulis skanerio. Tidak ada nilai daya tarik yang bisa saya tulis.
Apapun alasan saya menyukai Arafah Rianti untuk dituliskan, pada hakekatnya goresan pena mempunyai laba sendiri. Pentas nyanyi paling hanya itu-itu saja yang dihadirkan Fatin. Namun bila banyak goresan pena yang menghadirkan si Fatin dari banyak sekali kegiatan, itu akan menunjukkan laba sendiri untuk si Fatin. Apalagi menulis seputar Arafah Rianti yang mempunyai banyak karya dongeng yang berbeda, di samping menguntungkan si Arafah itu sendiri juga menguntungkan saya. Arafah diuntungkan sebab dikenalkan untuk orang yang belum tertarik. Juga, saya diuntungkan sebab terpuaskan dengan banyak sekali karya dan pentas si Arafah yang berbeda.
Cerita Spesial Arafah Rianti (Komika Juara 2 Stand Up Comedy Indosiar) Dengan Bahasa Keseharian
3. Memperkenalkan Lewat Iklan Facebook
Sebenarnya, tanpa diiklankan lewat Facebook pun sudah cukup untuk memperkenalkan Arafah Rianti (tega bener, ngenalin kayak orang belum dikenal). Hanya saja prosesnya usang bila ingin mendapat hasil yang banyak. Tetapi, bukan sengaja ingin mengiklankan Arafah. Kebetulan, saya ingin mengiklankan kursus blogging online saja. Kebetulan juga, saya menghadirkan Arafah Rianti sebab cuilan dari karya tulis saya sebagai bukti kemampuan menulis saya. Namun, itulah cara memperkenalkan Arafah Rianti (aduh, siapa sih yang gak kenal Arafah?), menyelam sambil minum air. Mengiklankan kursus online, sambil memperkenalkan Arafah Rianti. Double keuntungan.Baca: Arafah Rianti Dan Peluang Usaha Stand Up Comedy